Desa Wisata Sukarame dan Cikolelet Banten Menjadi Alternatif Wisata Desa Dilengkapi BBI dan BBWI
Terdapat dua desa di Provinsi Banten masuk dalam urutan 50 desa terbaik se-Indonesia yang mendapatkan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Dua desa di Banten yang mendapatkan anugerah ADWI yaitu desa wisata Cikolelet di Kabupaten Serang dan desa wisata Sukarame di Kabupaten Pandeglang. Kedua desa ini mampu memanfaatkan potensi yang ada terutama dalam bidang parekraf.
1. Desa Wisata Cikolelet
Desa wisata Cikolelet masih mengembangkan makanan tradisional yaitu emping melinjo, pengembangan produk ekonomi kreatif (Ekraf) dari Desa Wisata Cikolelet lainnya yaitu produksi susu kambing etawa, budidaya dan pengolahan jamur, membuat produk olahan limbah, hingga pembuatan dendeng ikan lele dan limbat.
Tidak hanya itu saja, desa wisata Cikolelet ditopang pula oleh keindahan dan potensi alamnya seperti Curug Lawang, Curug Kembar, Puncak Cibaja, hingga Gunung Pilar bisa wisatawan nikmati saat berkunjung ke Desa Wisata Cikolelet.
Masyarakat di sana juga masih mempertahankan tradisi lokal yaitu ngurah danau. Ngurah danau merupakan tradisi membersihkan danau yang diadakan setahun sekali. Seluruh masyarakat akan berkumpul ke danau yang mulai mengering dan mengambil ikan di danau.
Namun sebelum tradisi itu dimulai, terdapat rangkaian ritual doa terlebih dahulu yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Selain tradisi ngurah danau, masyarakat desa wisata Cikolelet juga masih melakukan tradisi Mamaca, Rapah Kok, Rampak Kasidah, kendang Pencak Silat, tari Yalil, dan pertunjukan Calung.
Selain memiliki keindahan budaya dan tradisinya, jalur di desa wisata Cikolelet memiliki potensi sport tourism yang menguji adrenalin dengan bersepeda gunung di desa wisata Cikolelet.
Masing-masing tradisi dan atraksi wisata ini memiliki potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang tinggi untuk terus dikembangkan, guna meningkatkan perekonomian masyarakat di desa wisata Cikolelet.
2. Desa Wisata Sukarame
Desa wisata Sukarame tereletak di daerah pesisir dimana masyarakatnya berinisiatif dalam menyelenggarakan wisata edukask konservasi alam bawah laut.
Di sini, wisatawan dapat menikmati ekosistem bawah laut dan bisa turut serta melakukan transplantasi terumbu karang ataupun melakukan snorkeling. Selain mengembangkan potensi alam, masyarakat setempat juga meningkatkan peluang wisata berbasis kebudayaan dan kearifan lokal.
Tak sampai di situ saja, wisatawan juga dapat melakukan wisata edukasi dengan belajar seputar batik Pandeglang. Pengembangan batik ini tidak bisa dilepaskan dari banyaknya ragam motif batik Pandeglang, yang masing-masing motif telah terdaftar dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Di bidang ekraf, pengembangan produk ekraf di desa wisata Sukarame yaitu seni kriya berupa kerajinan pahatan, kerajinan kerang, hingga olahan bambu khas Pandeglang. Produk ekraf ini pun bisa terus dikembangkan guna meningkatkan perekonomian lokal, dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.
Selain membatik, berwisata air, dan seni kriya, wisatawan juga dapat menikmati beragam pertunjukan kesenian khas desa wisata Sukarame, di antaranya Tarian Dzikir Saman, Tarian Ahlan Wa Sahlan, Kendang Pencak, Rampak Bedug, tradisi Ngoclok atau memancing gurita, serta Festival Perahu Ruat.
Hadirnya dua desa wisata ini tentu dapat meningkatkan potensi wisata yang ada di Banten guna mendukung Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata Indonesia (BBWI) sehingga akan berdampak baik bagi perekonomian masyarakat Banten, khususnya di desa wiisata Cikolelet dan desa wisata Sukarame.
Sumber : Kemenparekraf RI.